MATA
KULIAH WACANA BAHASA INDONESIA
1) PENGERTIAN
IDEOLOGI
Ideologi berasal dari bahasa
Yunani dan merupakan gabungan dari dua kata yaitu edios yang artinya gagasan atau konsep dan logos yang berarti ilmu. Pengertian ideologi secara umum adalah
sekumpulan ide, gagasan, keyakinan dan kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis.
Dalam arti luas, ideologi adalah pedoman normatif yang dipakai oleh seluruh
kelompok sebagai dasar cita-cita, nilai dasar dan keyakinan yang dijunjung tinggi.
Ideologi merupakan cerminan cara berpikir orang atau masyarakat yang sekaligus
membentuk orang atau masyarakat itu menuju cita-cita yang mereka inginkan.
Ideologi merupakan sesuatu yang dihayati dan diresapi menjadi suatu keyakinan.
Ideologi merupakan suatu pilihan yang jelas membawa komitmen (keterikatan)
untuk mewujudkannya. Semakin mendalam kesadaran ideologis seseorang, maka akan
semakin tinggi pula komitmennya untuk melaksanakannya.
Secara etimologis (asal-usul
bahasa), ideologi berarti ilmu tentang gagasan-gagasan atau ilmu yang
mempelajari asal-usul ide. Ada pula yang menyatakan ideologi sebagai
seperangkat gagasan dasar tentang kehidupan dan masyarakat, misalnya pendapat
yang bersifat agama ataupun politik. Istilah ideologi terutama dilekatkan
dengan aspek politik pemerintahan atau gerakan politik suatu negara. Di
Indonesia misalnya, Pancasila diakui sebagai ideologi negara. Pancasila ini
terdapat di dalam konstitusi (UUD 1945), tepatnya di dalam Pembukaan UUD 1945.
Pancasila, sebab itu, menjadi cara pandang bangsa Indonesia, baik terhadap
diri, lingkungan, negara, maupun dunia internasional. Sering kali, jika terjadi
konflik antarkelompok di dalam masyarakat, Pancasila dijadikan rujukan untuk
memperoleh titik temu. Sosialisasi Pancasila sebagai ideologi negara secara
aktif dilakukan pemerintah melalui aneka cara.
2) FUNGSI
IDEOLOGI
Setelah
mengetahui pengertian ideologi, kita juga harus mengetahui fungsi dari ideologi
tersebut. Soerjanto Poespowardojo mengemukakan fungsi ideologi sebagai berikut:
1.
Struktur
kognitif, yakni keseluruhan pengetahuan yang dapat merupakan landasan untuk memahami kejadian dalam
keadaan alam sekitarnya.
2.
Orientasi
dasar, dengan membuka wawasan yang memberikan makna serta menunjukkan tujuan
dalam kehidupan masyarakat.
3.
Norma-norma
yang menjadi pedoman dan pegangan bagi seseorang.
4.
Bekal
dan jalan bagi seseorang untuk menentukan identitasnya.
5.
Kemampuan
yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang untuk menjalankan kegiatan dan
mencapai tujuan.
6.
Pendidikan
bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami, menghayati, serta mempolakan
tingkah lakunya sesuai dengan orientasi dan norma-norma yang terkandung
didalamnya.
Kesimpulan yang bisa ditarik
adalah sekalipun pengertian ideologi bervariasi, tetapi jika dicermati
sesungguhnya terkandung inti-inti kesamaan. Kesamaan-kesamaannya, yakni
ideologi adalah prinsip, dasar, arah, dan tujuan dalam kehidupan. Selain
mengetahui pengertian ideologi, kita juga harus mengetahui fungsi ideologi.
Ideologi berfungsi mendasari kehidupan masyarakat sehingga mampu menjadi
landasan, pedoman, dan bekal serta jalan bagi suatu kelompok, masyarakat,
bangsa, dan negara.
3) JENIS IDEOLOGI
3) JENIS IDEOLOGI
Ada
beberapa jenis ideologi yang terdapat di dunia saat ini, yaitu:
1. Liberalisme
1. Liberalisme
Ideologi ini mengajarkan kebebasan yang mutlak bagi setiap
individu. Kebebasan ini didasarkan keyakinan bahwa semua manusia pada dasarnya
adalah baik. Schapiro menjelaskan serangkaian prinsip dari Liberalisme yaitu :
(1) keyakinan mengenai pentingnya kemerdekaan untuk mencapai setiap tujuan yang
diharapkan; (2) semua manusia memiliki hak-hak yang sama di depan hukum yang
dimaksudkan bagi kemerdekaan sipil; (3) tujuan utama dari setiap pemerintahan
adalah mempertahankan kebebasan, persamaan, dan keaman dari semua warga negara;
(4) adanya kebebasan berpikir dan berekspresi; (5) liberalisme yakin akan
adanya kebenaran yang obyektif, bisa ditemukan melalui kegiatan berpikir
menurut metode riset, eksperimen, dan verifikasi; (6) agama merupakan hal yang
harus ditoleransi; (7) liberalisme berpandangan dinamis mengenai dunia, dan;
(8) kaum liberal adalah mereka yang idealis (hendak mencapai tujuan) melalui
praktek-praktek yang dipertimbangkan.
2. Konservatisme
Ideologi ini mengajarkan tentang manusia yang harus
memelihara kondisi yang sudah ada serta menciptakan keadilan.
3.
Komunisme
Ideologi ini mnegajarkan bahwa semua manusia adalah sama dan
tidak ada hak pribadi, karena semua faktor ekonomi dan produksi dikuasai
negara.
4. Marxisme
4. Marxisme
Ideologi ini mengajarkan dasar-dasar komunisme.
5.
Feminisme
Ideologi ini mengajarkan untuk menciptakan persamaan hak
antara pria dan wanita dengan cara pemerataan dan kesetaraan gender.
6.
Sosialisme
Ideologi ini mengajarkan bahwa manusia harus saling
membantu, karena manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri.
7.
Fasisme
Ideologi ini mengajarkan bahwa peran negara adalah mutlak
karena negara diyakini sangat diperlukan dalam upaya menciptakan tatanan
kehidupan dalam masyarakat.
8. Kapitalisme
8. Kapitalisme
Ideologi ini mengajarkan bahwa individu berhak untuk mendapatkan
hak dalam bidang perekonomian. Negara tidak boleh terlibat dalam semua
aktivitas perekonomian yang dilakukan individu.
Kapitalisme terdiri atas 3 varian, yaitu Kapitalisme
Pedagang, Kapitalisme Produksi, dan Kapitalisme Finansial. Kapitalisme Pedagang
(Merchant Capitalism) termasuk jenis Kapitalisme yang paling tua. Kapitalis
(pelaku permodalan) menginvestasikan hartanya untuk mencari barang yang langka
dan memiliki keuntungan jika diperdagangkan. Investasi tidak harus berupa uang,
melainkan dapat termasuk kendaraan, barang kebutuhan primer, barang berharga,
dan sejenisnya. Kapitalisme Pedagang menuntut pembukaan pasar yang nantinya
akan dilakukan monopoli atasnya.
Kapitalisme Produksi (Production Capitalism) dilakukan oleh
Kapitalis yang memiliki alat dan cara produksi. Bentuk yang paling dikenal
adalah “pabrik.” Pabrik digunakan untuk memproduksi barang tertentu, untuk
kemudian dipasarkan. Untuk memproduksi barang, pemilik pabrik membutuhkan
pekerja (labor). Labor ini sekaligus juga konsumen dari barang yang mereka
produksi. Barang yang dihasilkan ditukar dengan uang di “pasar” (market).
Keuntungan dari penjualan digunakan Kapitalis untuk diinvestasikan ke dalam
pabriknya, ataupun pada kegiatan lain. Uang, cara produksi, alat produksi,
pasar, profit, dan uang, adalah konsep-konsep kunci untuk menganalisis
Kapitalisme Produksi ini.
Kapitalisme Keuangan (Financial Capitalism) merupakan bentuk
terbaru dari Kapitalisme. Dalam Kapitalisme Keuangan, modal diinvestasikan
bukan ke dalam bentuk barang, tenaga kerja, atau pabrik. Uang diinvestasikan ke
dalam sellisih uang. Komoditas produksi Kapitalisme Keuangan adalah saham dan
nilai tukar uang (valuta). Pasar dalam kegiatan Kapitalisme Keuangan adalah
“bursa efek.” Kapitalisme Keuangan inilah yang kerap menciptakan devaluasi (penurunan)
nilai mata uang dunia.
9.
Demokrasi
Ideologi ini mnegajarkan bahwa kedaulatan sepenuhnya ada di
tangan rakyat.
10. Neoliberalisme
10. Neoliberalisme
Ideologi ini mengajarkan untuk menciptakan kembali kebebasan
individu yang dikatikan dengan terjadinya pasar bebas di dunia internasional.
Ideologi terbagi menjadi dua, yaitu ideologi terbuka dan
ideologi tertutup.
Ciri-ciri ideologi terbuka dan ideologi tertutup adalah :
Ciri-ciri ideologi terbuka dan ideologi tertutup adalah :
·
Ideologi
Terbuka
1. Merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat.
2. Berupa nilai-nilai dan cita-cita yang berasal dari dalam
masyarakat sendiri.
3. Hasil musyawarah dan konsensus masyarakat.
4. Bersifat dinamis dan reformis.
5.
Ciri khas ideologi terbuka adalah cita-cita dasar yang ingin diwujudkan
masyarakat bukan berasal dar luar masyarakat atau dipaksakan
dari elit
penguasa tertentu.
6. Terbuka kepada perubahan-perubahan yang datang dari luar,
tetapi memiliki kebebasan dan integritas untuk menentukan manakah nilai-nilai
dari luar yang mempengaruhi dan mengubah nilai-nilai dasar yang selama ini
sudah ada dan manakah yang tidak boleh berubah.
·
Ideologi
Tertutup
1.
Bukan merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat.
2.
Bukan berupa nilai dan cita-cita.
3.
Kepercayaan dan kesetiaan ideologis yang kaku.
4.
Terdiri atas tuntutan konkret dan operasional yang diajukan secara
mutlak.
3) KETERKAITAN
IDEOLOGI DAN AWK
Ideologi juga konsep yang
sentral dalam analisis wacana yang bersifat kritis. Hal ini karena teks,
percakapan , dan lainnya adalah bentuk dari praktik ideologi atau pencerminan
dari ideologi tertentu. Salah satu strategi utamanya dengan membuat kesadaran
kepada khalayak bahwa dominasi itu diterima secara taken for granted. Wacana
dalam pendekatan semacam ini dipandang sebagai medium melalui mana kelompok yang
dominan mempersuasi yang mengkomunikasikan kepada khalayak produksi kekuasaan
dan dominasi yang mereka miliki,sehingga tampak absah dan benar.
Kedua,ideologi meskipun bersifat sosial ia digunakan secara internal diantara anggota kelompok atau komunitas.Oleh karena itu,ideologi tidak hanya menggunakan fungsi kordinatif dan kohesi tetapi juga membentuk identitas diri kelompok,membedakan dengan kelompok lain. Ideologi ini bersifat umum,abstrak,dan nilai yang terbagi antara anggota kelompok menyediakan dasar bagaimana masalah harus dilihat. Dengan pandangan semacam ini,wacana lalu tidak dipahami sebagai sesuatu yang netral dan berlangsung secara alamiah,karena dalam setiap wacana selalu terkandung ideologi untuk mendominasi dan berebut pengaruh. Oleh karena itu,analisis wacana tidak bisa menempatkan bahasa secara tertutup, tetapi harus melihat konteks bagaimana,ideologi dari kelompok kelompok yang ada tersebut berperan dalam memebentuk dalam wacana. Misalnya dalam teks berita dapat dianalisis apakah teks yang muncul tersebut pencerminan dari idiologi seseorang, apakah dia feminis,antifeminis,kapitalis,sosialis,dan sebagainya.
Daftar Pustaka
Kedua,ideologi meskipun bersifat sosial ia digunakan secara internal diantara anggota kelompok atau komunitas.Oleh karena itu,ideologi tidak hanya menggunakan fungsi kordinatif dan kohesi tetapi juga membentuk identitas diri kelompok,membedakan dengan kelompok lain. Ideologi ini bersifat umum,abstrak,dan nilai yang terbagi antara anggota kelompok menyediakan dasar bagaimana masalah harus dilihat. Dengan pandangan semacam ini,wacana lalu tidak dipahami sebagai sesuatu yang netral dan berlangsung secara alamiah,karena dalam setiap wacana selalu terkandung ideologi untuk mendominasi dan berebut pengaruh. Oleh karena itu,analisis wacana tidak bisa menempatkan bahasa secara tertutup, tetapi harus melihat konteks bagaimana,ideologi dari kelompok kelompok yang ada tersebut berperan dalam memebentuk dalam wacana. Misalnya dalam teks berita dapat dianalisis apakah teks yang muncul tersebut pencerminan dari idiologi seseorang, apakah dia feminis,antifeminis,kapitalis,sosialis,dan sebagainya.
Daftar Pustaka
Yule, G. B. 1996. Analisis Wacana. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
No comments:
Post a Comment